Wednesday, January 09, 2008
Putri Jangkung
Sewaktu di Yogyakarta, kampung halaman Ama, Mbak Lily dan Kayla sempat jalan-jalan ke Candi Prambanan. Soalnya kita semua penasaran bagaimana keadaan Prambanan sekarang setelah diguncang gempa hebat bulan Mei 2007 lalu.
Menurut kabar, Candi Prambanan mengalami rusak parah sehingga perlu direnovasi besar-besaran. Nah, waktu kita kesana candi utamanya seperti Candi Siwa, Candi Wisnu dan Candi Brahma, masih dalam taraf perbaikan dan tidak boleh dimasuki pengunjung. Jadi kita ngak bisa melihat Arca Durga atau Loro Jonggrang yang terkenal itu.
Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang itu terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kalau dari rumah Mbah yang terletak di Kota Yogyakarta (di Cokrokusuman, Jetis Pasiraman), perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, cuma setengah jam. Kalau naik angkutan umum seperti bus kota harus naik bus yang kearah Solo.
Candi Prambanan ini punya legenda yang sudah terkenal lho ? Alkisah di jaman dahulu kala, terdapat seorang putri cantik nan rupawan, putri Prabu Boko, yang bernama Loro Jonggrang. Seorang pemuda yang bernama Bandung Bondowoso ternyata mencintai Loro Jonggrang. Ia kemudian melamar sang putri cantik. Tapi Loro Jonggrang tidak suka dengan pemuda yang mempunyai kesaktian mandraguna itu. Ia pun mengajukan syarat kepada Bandung Bondowoso, jika ingin menikahinya harus membangun seribu candi dalam waktu sehari semalam.
Dengan bantuan anak buahnya yang terdiri dari makhlus halus, Bandung Bondowoso membangun candi permintaan putri pujaannya itu. Tak perlu menunggu lama, saat fajar akan menyingsing, sudah terselesaikan 999 candi. Melihat hal itu, Loro Jonggrang merasa resah dan pada saat satu candi lagi akan diselesaikan anak buah Bandung Bondowoso, sang putri membangunkan para embannya (ibu pengasuh) untuk segera melakukan aktifitas yang dilakukan di pagi hari seperti menumbuk padi. Mungkin mengetahui pagi hari akan menjelang, ayam pun berkokok membangunkan para warga.
Mengetahui adanya kokok ayam, yang berarti hari sudah menjelang pagi, Bandung Bondowoso merasa marah karena gagal memenuhi persyaratan dari Loro Jonggrang. Ia tahu dirinya sudah dibodohi Loro Jonggrang. Dengan penuh amarah, ia mendatangi Loro Jonggrang dan mengatakan meski candi tinggal satu lagi, ia akan tetap mengawini sang putri. Namun Loro Jonggrang menolak. Tidak terima, Bandung Bondowoso dengan kekuatan saktinya menghancurkan bangunan candi. Ia juga mengutuk sang putri hingga menjadi arca batu.
Nah, begitu legendanya. Percaya atau tidak, kalau kita datang ke lokasi Candi Prambanan, memang akan ditemui banyak batu-batu yang menyerupai pecahan-pecahan candi. Dan dulu, sewaktu Ina masih kecil pernah ke Candi Prambanan, memang ada arca batu yang berwujud seorang wanita bertangan 8 yang memegang beraneka ragam senjata seperti cakra, gada, anak panah, ekor banteng, sankha, perisai, busur, panah dan rambut berkepala raksa Asura.
Arca Loro Jonggrang dikenal juga dengan Arca Durga. Nama Loro Jonggrang sendiri berarti Putri Jangkung. Arca ini berdiri diatas banteng Nandi dalam sikap "tribangga" (3 gaya gerak yang membentuk 3 lekukan tubuh). Banteng Nandi sebenarnya penjelmaan daru Asura yang menyamar. Durga berhasil mengalahkannya dan menginjaknya sehingga dari mulut keluarlah Asura yang kemudian ditangkapnya. Durga adalah salah satu dari istri Siwa.
Durga adalah Dewi Kematian, karena arcanya menghadap ke utara yang merupakan mata angin kematian. Ia tercipa dari lidah-lidah api yang keluar dari tubuh para dewa. Kalau dilihat dari jauh, arca ini sangat indah dan nampak seperti orang yang tersenyum. Sayang, karena tangan-tangan jahil hidungnya telah dirusak. Hmm...kapan yah bangsa Indonesia sadar untuk menjaga barang-barang bersejarahnya.
PS : data tentang candi diambil dari Museum Candi Prambanan, yang terdapat di lokasi candi. Di museum ada juga film tentang profil Candi Prambanan. Cukup dengan Rp 2000 perak, kita sudah puas menikmati tayangan selama 15 menit.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
wah seru ya crita ke prambanannya, seneng deh baca lagi ttg loro jongrang, nostalgic:)
Post a Comment