Monday, February 26, 2007

Calon Pengantin Itu Pun Pergi


Keluarga Suherman, kamerawan Lativi tidak memiliki firasat apapun, atas kepergian Suherman, yang tidak bisa menyelamatkan diri ketika Kapal Levina I, tiba-tiba saja tenggelam, di Muara Gembong, saat diperiksa oleh KNKT dan Puslabfor Mabes Polri.

Menurut sejumlah kerabat, Suherman memang tidak memiliki keahlian berenang. Sehingga saat tenggelam bersama Kapal Levina I, ia tidak dapat menyelamatkan diri.

Suherman yang telah tiga tahun bekerja di Lativi, dikenal memiliki perangai yang periang dan akan menikah tahun ini. Sebelum peristiwa terjadi, Suherman hanya berpamitan kepada orang tuanya untuk bekerja, tanpa memberitahu tugas hari itu.

Reporter Indosiar, Gusti Eka Sucahya, juga nyaris menjadi korban. Gusti sampai saat ini masih shock, apalagi ia menyaksikan kamerawan SCTV, Mohammad Guntur, tenggelam, karena berusaha menyelamatkan kameranya, yang memang sangat vital buat seorang kamerawan. Gusti berharap, semoga Guntur, bisa selamat...

Thursday, February 22, 2007

Untuk Nikahmu



Duapuluh lima usiamu

cukup dewasa untuk membina keluargamu sendiri

Namun tak cukup bagiku

untuk kehilanganmu

Karena Mama harus bekerja

kamilah, yang mengasuhmu

Mengajarkan sholat pertamamu

membacakan dongeng kesukaanmu

Jika aku menangis, adikku

bukan karena tak rela

tangisku adalah kebahagiaan

doa untukmu dan kekasihmu

Agar bahagia dan bersatu

dalam suka dan duka

Kalianda siang, 180207

Monday, February 19, 2007

Di Hari Lahirmu


Terima kasih untuk cintamu

untuk menjadi kekasihku

jadi ayah kebanggaan anak-anak


Terima kasih atas hari-hari indah

berlukiskan suka dan duka

Atas pengertianmu yang tak tergantikan

Kesetiaan yang kadang membuatku menangis

bahagia memilikimu

Meski tak ada lilin ulang tahun
atau kue buatan tanganku
bahagia tetap terlihat di matamu
ucapan dan cium selamat ulang tahun dari kami
seperti katamu, adalah hadiah terindah
selain anugerah kesehatan dan keselamatan dari Yang Esa

Selamat ulang tahun Ama
Selamat ulang tahun Mas Oes

Kalianda pagi, 180207

Wednesday, February 14, 2007

ABG Tanggung Belajar Mandiri


Entah bosan diceramahi ibunya terus (yang semakin lama kok semakin seperti Ompung Guru yah...he...he...) tentang bagaimana saat waktu kecil sang ibu sudah bisa melakukan apa-apa sendiri, Lily sekarang mulai belajar mandiri.


Misalnya saja, buku pelajaran Lily yang tadinya dirapihkan Ibu sambil mulutnya tak henti-henti mengomel, sekarang sudah ditata sendiri sama Kak Lily sore hari setelah pulang dari les.

Begitu juga dengan baju seragam, pakaian dalam dan sepatu plus kaos kaki, sudah disiapkan sendiri sebelum tidur malam menjelang.


Makan juga sudah ngak disuapi lagi, meski masih tarik otot untuk menyuruhnya makan. Lily tuh susah banget disuruhnya makan. Katanya kalau kebanyakan makan, takut gemuk seperti Ibunya :( Jadi ingat celotehnya Naila yang ngak mau makan karena sudah gemuk. "Aku kan orang Jawa Na, jadi harus kurus. Kalau Ina orang Batak, gemuk-gemuk deh," katanya tanpa perasaan berdosa.


Semoga saja ini bisa berlanjut terus ngak seperti hujan, yang kadang-kadang turun dengan derasnya, kadang gerimis atau ngak hujan sama sekali (loh apa hubungannya yah...he...he..)

Ibunya sih senang betul melihat perubahan Lily, meski kadang kalau melihat Lily lagi merapihkan bajunya, terharu pengen mau membantu. (Ngak konsisten banget yah :D)


Cuma persoalannya, tas dan baju sekolah itu diletakkan di lemari kamar orang tuanya, dengan tanda itu berarti Lily ngak tidur di kamarnya sendiri, tapi bareng-bareng de' Kayla bersama orang tuanya, sehingga kita pun tidur ala ikan pepes, berdesak-desakan :)

Monday, February 12, 2007

Yang Tersisa




Terowongan Dukuh Atas



Beberapa gambar tentang banjir yang lokasinya berada disamping gedung kantorku, Wisma Indocement, dan pas di sebelah Landmark.

Beda sama tahun 2002, tinggi air kali ini lebih rendah, cuma banjirnya betah sampai 4 hari :(

sila disimak.

Wednesday, February 07, 2007

Ibu dan Anak



Lagi ngak ada ide buat nulis

pikiran bener-bener blank :(

lihat-lihat tanah kosong disebelah gedung yang "mendadak danau"

sambil berkhayal : semoga bisa setenar JK Rowling, setajir Oprah Winfrey, plus berbody sekseh ala Angelina Jolie....(halah ngak banget deh).

Buat yang kangen, pandangin deh sepuasnya. Jarang-jarang, gw senyum pepsodent kayak gitu.

Soale dua minggu kedepan, mungkin gw jarang posting karena masuk pagi. Pukul 6 bo' ! berarti malamnya merupakan balas dendam buat tidur yang terputus :(

Monday, February 05, 2007

Ritual Tahunan ?




Jalur Busway pun bukan milik Transjakarta lagi.
Banjir ngak kenal miskin kaya.
Tinggi air ngak ada yang bisa menduga.
Seringnya banjir, seperti menjadi ritual tahunan.
Belajar dari pengalaman, seharusnya pada saat air masuk kedalam rumah, kita sudah bisa mengantisipasinya.
Seperti kata pepatah, Sedia Payung Sebelum hujan.
Siapa yang mesti disalahkan, warga yang tidak mau mengungsi atau pemerintah yang tidak cepat mengantisipasi ?
Foto dari hasil liputan Tim News Indosiar

Sunday, February 04, 2007

Banjir Dimana-mana

Jumat, 2 Februari 2007 kemarin, hujan benar-benar turun dengan deresnya. Saya dan Mas Iwan, yang awalnya berangkat kerja dari rumah ditengah deresnya hujan, terhalang banjir didaerah Ujung Menteng, Cakung. Banjir tingginya sedengkul. Dengan usaha keras, kita akhirnya bisa melintasi tingginya air. Namun, rupanya Tuhan tidak mengijinkan kami untuk sampai di kantor hari itu, karena ketika memasuki daerah Cipinang, air sudah ngak bisa dilawan, dan polisi memblokir jalan.

Kami pun kembali kerumah dan memutuskan untuk tidak bekerja hari itu. Namun ditengah perjalanan pulang dan ditengah derasnya hujan, air luber kemana-mana. Lewat Pulogebang, selamat, tapi sampai di Jalan Raya Bekasi, disambut luapan air, sehingga kami pun terpaksa mendorong motor. Dengan susah payah, kami sampai di jalan masuk menuju kompleks rumah, tapi kepungan air menyambut kami, sehingga lagi-lagi motor pun terpaksa kami dorong :(

Selama kami tinggal disini (Seroja, Harapan Jaya, Bekasi Utara), ini kedua kalinya daerah kami terkena banjir (pertama tahun 2002) dan baru kali ini banjir lumayan besar. Alhamdullilah, meskipun kompleks didepan tempat tinggal kami, sebagian rumah ada yang terkena banjir, namun kompleks tempat tinggal kami terbebas dari air.

Yang mengkhawatirkan adalah tempat tinggal Ompung Doli dan Ompung Guru (Orang tua saya), di Daan Mogot, Jakarta Barat. Tempat tinggal mereka yang kebetulan berada di belakang Indosiar, dilanda banjir setinggi 1 meter. Rumah Ompung yang kebetulan tinggi pun tak bebas dari banjir. Ruang tamu masuk air setinggi paha orang dewasa. Ompung, Tulang Ari, dan Tante Ida terpaksa bertahan di lantai dua rumah.

Bukannya ngak mau mengungsi kerumah anak-anaknya yang bebas banjir, tapi Ompung Guru ngak tahan turun karena dinginnya air. Sampai hari ini sih, Alhamdulillah rumah Ompung masih ruang tamu saja yang terkena air dan Ompung masih sehat-sehat. Semoga air ngak bertambah naik seperti yang di Kalibata.

Ditempat kami, meski tidak banjir, tapi listrik beberapa kali mati hidup :( dan jalan-jalan banyak yang tidak bisa dilalui sehingga kita pun hanya dirumah saja. Karena listrik mati hidup, kita pun susah mengakses berita baik lewat tv, radio dan internet. Banjir juga mengakibatkan beberapa mesin ATM di wilayah Harapan Jaya, rusak, so kita pun mengandalkan uang yang tersisa di dompet saja. Semoga banjir cepat berlalu.