Friday, September 30, 2005

Marhaban Ya Ramadhan

Image hosted by Photobucket.com
Allah berfirman (yang artinya): “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain.

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur" [Al-Baqarah : 185]

Buat seluruh teman-teman dimanapun berada yang menjalankan ibadah puasa, kami sekeluarga mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa dan kita kembali mendapatkan fitrahnya.

ps : Ramadhan ini, Lily mau mencoba ikutan berpuasa. Ibu bilang sih, puasanya setengah hari aja sampai pukul 11.00, atau sampai Lily merasa kelaparan :))

Hanya Satu Menit

Suatu waktu Ibu lagi chatting sama temennya dari Dunia Ibu (Alifia), trus asyik ngobrol, Tante Alif kasih tahu ada buku bagus buat ibu-ibu. Nama bukunya : The One Minute Mother,
Cara Tercepat Membantu Anak-Anak Anda Belajar Menyukai Diri Mereka Dan Berkelakuan Baik. Situkang ceritanya Spencer Johnson, M.D, yang nerbitin ELEX MEDIA KOMPUTINDO Harganya : Rp 25.800,00

Image hosted by Photobucket.comKira-kira isi bukunya gini :
Sinopsis Surat untuk Para Ibu:
Anda pasti tahu dari pengalaman Anda bahwa untuk menjadi Ibu yang baik butuh waktu lebih dari satu menit. Namun demikian, ada berbagai cara untuk berkomunikasi dengan anak-anak Anda-meski hanya satu menit-yang akan membantu mereka belajar dengan cepat menyukai diri sendiri dan berkelakukan baik.

Tekniknya sangat sederhana, sehingga Anda sulit mempercayai keberhasilannya. Namun demikian, Anda mungkin ingin melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang tua lain secara sukses-tunda dulu penilaian Anda tentang tiga metode komunikasi yang akan Anda baca, sampai Anda benar-benar menggunakannya di rumah setidaknya selama satu bulan. Baru kemudian mulailah diri Anda sendiri. Perhatikan perubahan perilaku anak-anak Anda. Tanyakan seberapa besar rasa menyukai diri mereka.

Dengan Tujuan Satu Menit, anak diharapkan menuliskan tujuan apa yang dia mau capai, ga usah jangka panjang, jangka pendek aja. Tulisan itu ditempel/diletakkan di tempat yang mudah untuk dia membaca setiap hari. Sehingga terbentuk dalam pikirannya tujuan dia, dan dia termotivasi untuk mencapainya.

Terus Pujian Satu Menit. Pujilah anak2 kita bila kita melihatnya melakukan hal yang benar, dengan tulus. Misalnya dengan ucapan dan memeluk dia. Dgn begitu dia akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Misalnya kl dibagi rapot, terus ada beberapa nilai yang bagus dan ada nilai yang kurang. Pujilah nilai dia yang bagus itu, "lupakan" nilai jeleknya. Dari sana diharapkan dia akan melihat, betapa appreciatenya kita thd beberapa nilai bagus yg dia miliki. Dan semestinya dia jg (akan) berpikir, kalo beberpa nilai bagus aja orangtuanya appreciate, apalagi kalo semua nilai dia bagus.

Dan itu akan mendorong dia utk memiliki nilai yg bagus jg di mata pelajaran yang laen. Anak2 tidak luput dari salah, termasuk kita juga. Jika dia melakukan kesalahan, ajak dia ke suatu tempat, jadi tidak di depan orang lain, agar harga dirinya tidak jatuh. Tegur atau beritahukan dia betapa kecewa/kesalnya kita thd apa yang kita lakukan. Tapi setelah itu kita peluk mereka. Dan beritahukan mereka, bahwa yang kita kecewakan/kesalkan itu adalah perbuatan mereka bukan diri mereka sendiri. Katakan bahwa kita sayang mereka. Sehingga harga diri mereka, juga kepercayaan diri mereka tidak akan hilang.

Bagus nih buat dipraktekin :))

ps : cerita ini sebenarnya udah mo diposting sejak lama, tapi karena internetnya dudul, akhirnya cuma disave as draf aja :D

Friday, September 16, 2005

Anggun, Raihlah Cita-cita Setinggi Bintang di Langit

"In, bisa wawancara dengan pasien di Rumah Sakit Carolus yang dibantu Peduli Kasih Indosiar ?, tanya Pak Bambang Slamet, pengurus PK, suatu hari. "Nama pasiennya Anggun Lestari, asal dari Lampung, orang tuanya buruh, dia baru baru dioperasi," lanjut Pak Bambang. Saat itu belum terbayang apa-apa, karena yang terpikir adalah operasi jantung, seperti yang selama ini kebanyakan dibantu PK.

Image hosted by Photobucket.comDi Rumah Sakit Carolus, akhirnya Ibu bertemu dengan Anggun Lestari bersama orang tua. Sempat kaget tapi berusaha tidak memperlihatkan karena ternyata Anggun bukan pasien operasi jantung. Anggun ternyata menderita penyakit Klippel-Trenaunay Syndrome (KT), yang menyerang kaki sebelah kirinya sehingga terpaksa harus diamputasi untuk kesehatan dan perkembangan tubuhnya.

Saat menemui Anggun Lestari di Rumah Sakit Carolus, tak ada kata-kata yang mampu terucap kecuali rasa pedih akan penderitaannya. Apalagi, melihat Anggun yang tampak ceria dan tersenyum jika ditanya. Bocah yang hanya bisa berbicara dalam bahasa Jawa tersebut, hanya menjawab, aku wis mari (aku sudah sembuh), saat ditanya bagaimana kabarnya.

Kenapa Anggun harus kehilangan kaki kirinya ? Menurut Ibundanya, Sri Rahayu, waktu dilahirkan kaki Anggun sebelah kiri sudah besar sebelah. "Ibu bidan yang membantu saya melahirkan, melarang saya melihat Anggun. Katanya takut saya shock. Begitu saya lihat ternyata kakinya mulai dari paha sampai telapak kaki kiri, lebih besar dari kaki kanan. Tetapi, saya anggap ini semua merupakan hadiah dari Allah," ucap Sri Rahayu.

Semakin besar Anggun, kaki kirinya pun semakin membesar. Sehingga kalau Anggun berdiri, kaki kiri Anggun terlihat sebesar paha orang dewasa. Namun menurut orang tuanya, Anggun tidak pernah mengeluh. Ia tetap tumbuh seperti anak lainnya, bermain sepeda dengan cara kaki kanan untuk mengayuh, yang kiri terpaksa ditarik. Ia suka menonton Dora dan Sponge Bob, seperti balita lainnya.

Selain membesar, di kaki Anggun juga terdapat Begitupun dengan bercak-bercak besar yang terdapat di paha dan kaki Anggun. "Di bercak-bercak tersebut, diujungnya timbul seperti benjolan yang kalau tergesek kain keluar darah. Tapi yang membuat kami haru dan sedih, meski keluar darah Anggun tidak pernah nangis dan mengeluh," jelas ayahanda Anggun, Wajiyanto.

Menurut dr Elizabeth Yohmi SpA, yang terlibat dalam tim operasi terhadap Anggun. Bocah kecil tersebut menderita Klippel-Trenaunay Syndrome (KT), yaitu kumpulan penyakit yang terdiri dari hemamium yang membesar, kelainan pembuluh darah dan kelainan pada tungkai. "Karena itulah, tindakan operasi sangat diperlukan untuk proses penyembuhan," jelas dr Yohmi. Dijelaskan juga oleh dr Yohmi, penderita penyakit KTS ini sangat jarang sekali.

"Perbandingannya itu tidak ada. Bisa dikatakan dari 100 anak, hanya sekitar 0,1 yang menderita penyakit ini. Referensi yang saya temukan saja cuma satu mengenai penyakit ini. Penyakit ini merupakan sindrome karena merupakan kumpulan-kumpulan penyakit. Kalau dikatakan kurang gizi pada saat ibu mengandung, tidak bisa juga karena dari literaturnya disebutkan tidak ada penyebab yang pasti atas penyakit ini", lanjut dr Yohmi.

Selain mengoperasi kaki Anggun, dokter juga terpaksa mengamputasi dua jari tangan kanan Anggun karena juga membesar dan dideteksi menderita KTS. Setelah dioperasi berat badannya yang dulu 19 kilogram, kini hanya 11 kilogram. Berarti berat kakinya yang diamputasi seberat 8 kilogram. Pantas saja, ayah Anggun bercerita sebelum dioperasi, menggendong Anggun seperti menggendong dua orang. Yang mana tangan yang satu untuk mengendong Anggun, satunya lagi menggendong kaki.

16 September 2005, Anggun Lestari, putri dari pasangan Wiyanto dan Sri Rahayu, tepat berusia 5 tahun. Anggun memang tampak senang karena terbebas dari rasa sakit yang dideritanya. Apalagi setelah operasi ini, Anggun ingin bersekolah seperti anak-anak lainnya. Dengan kursi roda, Anggun menjalani hari-harinya dan meraih cita-citanya ingin menjadi penyanyi. Selamat ulang tahun Anggun, raihlah cita-citamu setinggi bintang di langit.

Wednesday, September 14, 2005

Cerita Ibu : Ketemu dr Waldi

Selama ini, Ibu cuma tau nama dr Waldi Nurhamzah dari Tabloid Nova dan dari milis :) Katanya dokter ini bagus dan kooperatif, banyak pasiennya (ada gak yang jadi pasiennya dokter Waldi ?..he...he..)

Bayangan Ibu selama ini, dokter Waldi tuh kecil (maksute pendek getho..) dan gemuk. Kalau ngomong soal teori kedokteran kemungkinan pendengarnya bakal ngantuk (secara dokter ini katanya masih mengajar di Fakultas Kedokteran UI), dan bayarannya pasti mahal...he...he (maaf yah dok, kalau salah). Tetapi...oh...tetapi, bayangan ibu semua ternyata salah saudara...saudara.

Yup, Ibu akhirnya bisa ketemuan sama dr Waldi karena ikutan PESAT4 Jakarta (sst..dari awal dibikin, baru kali ini Ibu bisa ikutan :), biasalah alasan klise karena jadwalnya sabtu jadi agak males). Dokter Waldi itu ternyata orangnya kurus tinggi, berkumis, ngomongnya sedikit beraksen Jawa, muka rada-rada kayak orang Arab...he..he.. dan yang jelas ngocol abisss.

Image hosted by Photobucket.com

Di sessi kedua dari enam rangkaian sessi seminar yang diadain PESAT4 Jakarta, Sabtu 10 September kemarin pembicaranya itu dr Waldi Nurhamzah, dr Indah Pratiwi (masih muda nih dokter, cuantek...plus langsing..he...he), sama Pak Gendi Jatikusumah (Moderator Milis Sehat). Dan tentunya ada juga dr Wati, yang baru aja nerbitin buku.

Di diskusi ini, dr Waldi menghantarkan tema tentang muntaber dan diare. Saat memberikan uraiannya, dr Waldi terlihat santai, gak menggurui, dan sering kasih joke-joke jadi pesertanya gak bosen dan banyak ketawanya.

Kata dr Waldi, kalau dulu dokter itu dianggap dewa sekarang demon (dewa monster). Dokter sekarang juga gak bisa sembarang kasih advis karena orang tua sudah banyak yang pintar, malah gak jarang lebih pintar dari dokternya...he...he..(yang bener nih dok..).

Dokter Waldi juga mengingatkan kepada orang tua kalau dalam memberikan obat-obatan kepada anak-anak harus bijaksana. "Jangan cepat-cepat bawa kedokter kalau memang penyakitnya masih bisa ditangani sendiri", kata dr Waldi.

Menurut dr Waldi, dalam masalah penyakit diare, di dunia terjadi 1,5 - 2,5 juta kematian pada anak-anak di usia < 5 tahun. Batasan diare itu adalah tinja cair mendadak kurang lebih 3 x sehari. Cairan tinja, kurang lebih 200 mililiter per bb per hari. Hati-hati pada diare yang terjadi pada anak usia muda (<6 bulan atau <8 kg), disertai demam kurang lebih 38 derajat celcius untuk bayi <3 bulan, atau 39 derajat untuk anak usia 3 - 36 bulan, disertai darah di tinja, disertai muntah menetap dan high outpout volumes of diarrhea.

Dan yang paling penting dalam mengobati diare adalah pemberian oralit dan ASI bagi anak yang masih menyusui. Mengenai Pocari Sweet, dr Waldi tidak merekomendasikan karena menurutnya yang dibutuhkan adalah keseimbangan gula dan garam dalam larutan pencegah diare, sementara di minuman tersebut gulanya lebih banyak 3 kali dari yang dibutuhkan tubuh hanya satu kali.

Masih banyak lagi deh, yang jelas Ibu jadi semakin terang benderang deh otaknya dengan ikutan diskusi tersebut. Gak bisa dijelasin disini karena makalahnya panjang, kalau ada yang mau boleh dipersilahkan...he...he :)

Monday, September 12, 2005

CANGKIR YANG CANTIK

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. "Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara, "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang inimasih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "belum !"

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnaiaku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku danmenempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirnatatkala kulihat diriku.

Renungan :

Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita,t idaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan-Nya.

"Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supayaAnda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun."

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Dia sedang membentuk Anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, Anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk Anda.

Sumber : Tidak Diketahui

Friday, September 09, 2005

Cerita Kayla : Ngambek ? Kasih aja Syamil

Bayi seumuran Kayla yang berusia 8 bulan lebih, kerjaannya yah mimik ASI atau susu, makan, tidur, main, ketawa, dan nangis deh. Nah karena belum bisa ngomong dengan gaya bahasa orang gede, dede Kayla kalau nangis, minta sesuatu atau ngoceh yah dengan bahasa bayi. Misalnya aja nih, dede Kayla baru bisa ngoceh ma...ma...ma..., ta...ta...ta... atau da...da...da.

Kalau lagi rewel trus kalau gak langsung dikelonin, pasti deh rewelnya langsung berkembang menjadi tangisan...he...he... Kalau udah nangis, wuih lama bener diberhentikannya. Musti pake diindung-indung, diempok-empok, dipeluk sambil dicium-cium, pokokna banyak gaya deh :)

Nah, sekarang ini kalau dede Kayla nangis, orang rumah yang terdiri dari ayah, ibu, Kak Lily, Mbak Iyah dan Mbak Jum, udah punya senjata kalau dede Kayla ngambek. Senjatanya bukan senjata beneran lho, senjatanya itu VCD, secara dede Kayla sekarang kan udah bisa mantengin TV ketularan Kak Lily.

VCD hak milik dede Kayla itu, berjudul Cintai Allah Cintai Islam. Ini VCD cerita dan lagu anak Muslim, yang menceritakan tentang dua orang kakak beradik bernama Nadia dan Syamil, yang beruntung mendapat ajaran yang baik dari orang tuanya sehingga menjadi anak yang saleh.
Lagu-lagu di VCD ini, bagus-bagus lho. Ada Bismillah, Berhenti dan Lihat, Alhamdulillah, Kasihkan Allah, Ketahui Islam, Kami Beriman. Image hosted by Photobucket.com

Lagu-lagunya mudah dihapal karena dengan nada seperti lagu anak-anak yang berbahasa Inggris seperti Are You Sleeping. Enak didengar deh pokoknya. VCD ini dibeli waktu Ayah, Ibu dan Kak Lily pergi ke Pameran Buku di Gelora Bung Karno, hanyanya cuma Rp 30.000 perak, original lagi.

Kalau udah nonton dan denger lagu-lagunya, yang tadinya lagi nangis, mak bles dede Kayla langsung diam trus tekun menonton deh...he...he.. tangannya gak lupa digoyang-goyang, sambil tersenyum lebar, keliatan deh giginya yang baru numbuh satu. Kalau udah tersenyum lebar gitu, muka Bataknya dede Kayla langsung kelihatan deh...:))

Monday, September 05, 2005

Cerita Lily : Jadi Imam

Jumat, Sabtu dan Minggu, yang lalu adalah libur panjang. Sebenarnya di kantor ibu gak ada liburnya, kecuali Minggu, secara ibu bekerja di media elektronik. Tapi Ibu minta hari Sabtu digantiin ama temannya untuk masuk, jadinya bisa deh tiga hari kumpul bersama.

Hari Jumat dan Sabtu gak kemana-mana, karena Jumat ayah mesti sholat, kan gak enak kalau pergi, Sabtunya, ibu bersih-bersih rumah dan masak-masak :) Hari Minggu, pagi-pagi baru deh kita sekeluarga pergi kerumah Ompung di Daan Mogot. Di rumah Ompung, hanya ada Ompung doli dan Ompung Guru, Ririn, Tulang Wahyu (yang ngak lama kemudian pergi ke kantornya untuk nulis berita), ada juga Tante Rani (calonnya Tulang Arie) yang baru datang dari Lampung. Sementara Tulang Arie lagi ujian potensi untuk penerimaan pegawai KPK (Komisi Pemberantas Korupsi)...semoga diterima yah Tulang Arie.

Selama tiga hari dirumah, (mungkin karena ada Ibu) alhamdulillah Mbak Lily rajin sholat. Mulai dari sholat subuh, yang pasti telat lah, karena Lily bangunnya gak pasti, kadang jam lima pagi, sering banget jam 6 pagi...he..he, sampai sholat Isya, yang ini harus pake tarik urat, karena Lily keasyikan nonton jadi tidak mau beranjak dari depan TV.

Waktu sholat, Mbak Lily maunya didepan, jadi imam :) akibatnya ayah gak bisa ikutan. Alhamdulillah, selama sholat Lily membaca Basmallah lumayan lancar. Ada sedikit sih lupa-lupanya, jadi ibu kadang suka membetulkan. Cuma karena Lily baru hapal sedikit surat, akhirnya surat-surat yang dibaca bolak-balik surat-surat pendek seperti Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas.

Image hosted by Photobucket.comYah sholatnya sih mungkin bisa dibilang tidak khusu' secara Lily bacanya suratnya kecepatan, tiap-tiap gerakan doa yang dibaca juga cepet, sehingga ibu belum selesai baca, Lily sudah Allahu Akbar :)) trus setelah rakaat dua, Lily suka lupa tahiyat awal, dan langsung berdiri aja...he...he.. Tapi tahiyat akhirnya inget tuh, begitu juga dengan rakaat tiap-tiap sholat.

Lihat Lily sudah bisa sholat dengan lumayan lancar dan hapal rakaat-rakaat sholat, rasanya udah Alhamdulillah. Apalagi dia jadi imam buat ibunya, deh senengnya. Mungkin sholat Ibu jadi gak khusu, tapi benaran ini semata hanya untuk menanamkan kepada Lily bahwa sholat itu wajib. Apalagi kalau liat anak-anak teman, dari kecil sudah pada rajin sholat rasanya gimana gitu.

Mungkin karena selama tiga hari berturut-turut sholat, Senin pagi waktu Lily bangun, eh dia langsung ngajakin ibunya sholat, padahal ibu dah sholat duluan, karena harus berangkat kerja. Sempat marah sih karena dia gak dibangunin dan gak mau sholat, tapi setelah dikasih pengertian dan minta ibu tungguin dia sholat, Lily pun sholat subuh yang kesiangan..he..he.. Ya mudah-mudahan aja Lily tetep gak lupa sholat teratur, karena selama ini Lily tuch sholat pasti bolong-bolong.

Mohon maaf banget yah, kalau tulisan ini sepertinya narsis, tapi ini semata-mata mengungkapkan rasa bahagia seorang ibu, yang jujur gak bisa sepenuhnya mengawasi dan mengajari anaknya sepanjang hari karena musti bekerja. Ungkapan bahagia seorang ibu yang "terpaksa" menitipkan dua mata hatinya kepada para asisten, yang dengan keterbatasan mereka mengajarkan Mbak Lily dan dede Kayla seadanya.
Dan Alhamdulillah, Lily bisa membuat bangga orang tuanya.

Cerita Kayla : Gigi Pertama

Image hosted by Photobucket.comAda yang baru nih dari dede Kayla. Di usia kedelapan bulan dua minggu 4 hari, dede Kayla udah mulai tumbuh gigi. Alhamdullilah, biar kata tetangga-tetangga dirumah, katanya tumbuh giginya telat.

Giginya sih masih kecil, ibaratnya belum segede-gede gigi orang dewasa gitu, tapi udah keliatan putih dan gerindelnya. Apalagi kalau mimik ASI, waduh sakit banget gitu lho :)

Mungkin karena tumbuh gigi itu, dede Kayla badannya agak anget. Ada hubungannya gak sih ? Trus tangannya suka dimasuk-masukin ke mulut trus digigit-gigit. Gatel kali yah...he...he...
Trus udah gitu, dede Kayla kalau liat orang makan, wuih mulutnya ngecap-ngecap kayak kepengen. Yang ada kakaknya Lily suka ngangguin Kayla, dengan nyodor-nyodorin makanannya ke mulut dede Kayla, trus kalau udah nyampe mulut ditarik lagi.. iseng banget yah.

Duh, gak terasa dede Kayla udah besar, 4 bulan lagi tepatnya 18 Desember akan berumur satu tahun. Gak terasa, perasaan baru kemarin-kemarin melahirkan, secara caesar pula (kebayangkan sakitnya), belum bisa diajak becanda, masih kebanyakan tidurnya, eh sekarang udah bisa ketawa-ketawa dengan keras kalau digodain kakaknya, udah bisa kiss bye, dan pengen ikut aja kalau liat orang pergi.
Alhamdulillah, semoga Lily dan Kayla sehat selalu.

Thursday, September 01, 2005

Lagi-lagi Byaar Pet...

Listrik mati terjadi lagi, Selasa, 30 Agustus 2005. Ini yang ketiga kalinya setelah mati total selama beberapa jam pada tanggal 18 Agustus lalu.

Kalau kejadian mati listrik yang pertama mulai dari pukul 10 sampai pukul 16.00 (4 sore), mati listrik kedua dari pukul 10 malam dan gak sampai satu jam udah nyala lagi, eh mati listrik yang ketiga kalinya ini mulai dari abis maghrib (kata Mbak Iyah) sampai jam setengah sepuluh malam.

Kebayang donk, bagaimana Lily dan Kayla kepanasan karena gak ada kipas angin, rewel karena gak bisa nonton Syaamil, gak bisa dengarin radio sambil nyanyi-nyanyi. Kalau gelap sih enggak, karena dirumah kebetulan punya lampu emergency yang kalau mati listrik otomatis nyala.
Waktu Ayah sama Ibu sampai dirumah, Lily sama Kayla cuma pakai kaos dalem aja sama celana tidur. "Aku kegerahan, nih liat keringetku banyak banget kan. Abis Mbak Iyah, cuma ngipasin dede Kayla aja. Aku gak disayang sama Mbak Iyah," adu Lily waktu ditanya kenapa cuma pake kaos dalam aja.

Kasihan Lily dan Kayla. Lily sempet pengen minta keluar rumah katanya mau ngadem. "Diluar kan anginnya banyak". Tapi gak dikasih sama Ayah karena sekali dilepas keluar, suka lupa balik...he...he.

Selama mati listrik itu, Ayah sama Ibu gantian ngipasin Lily dan Kayla. Gak terasa tiga jam ternyata listriknya mati. Ibu aja sampai pegel tangannya ngipasin, karena kalau ditaruh sebentar tuh kipas sate, eh pasti ada yang rewel.

Selain gerah, si nyamuk juga bekerja dengan tangkasnya. Kayaknya udah temenan kali yah. Gelap plus nyamuk. Kesel banget kalau si nyamuk yang tidak sopan itu hinggap di tangan, kaki, atau bagian tubuh yang gak ditutupi milik Lily dan Kayla. Kalau Lily digigit nyamuk sih ngak masalah secara katanya kulitnya tahan banting alias kata ayah, kulit badak...he...he

Tapi kalau dede Kayla yang digigit nyamuk, wah bisa berabe, bekasnya itu bisa tahan sampai dua minggu, biar udah dikasih minyak telon, minyak kayu putih, minyak tawon, semua minyak dipake deh kecuali minyak jelantah :) teteup aja bekasnya susah hilang. Dari pada begitu, Ibu gemes juga liat tuh nyamuk yang ada sapu lidi penebah pun beraksi.

Akhirnya listrik pun menyala kembali pada pukul 21.30. Terima kasih yah PLN, kita selalu taat bayar tagihan kenapa juga mesti mengalami seperti ini. Jangan-jangan bayarannya buat bonus yah...just kidding :